Minggu, 03 Juni 2012

Kejadian tak Terduga

Sebelum menonton pertandingan basket, Sekolahku melawan SMA Harapan  aku harus berkumpul dirumah Reni, karena aku,Fita,Dian dan Reni janji`n untuk berangkat bersama menyaksikan pertandingan basket antar SMA se-Surabaya. Sewaktu di tengah perjalanan menuju rumah Reni, ada sepeda motor yang dikendarai cowok melaju dengan kencang dan tiba-tiba bruakk.. motor itu menabrakku dari belakang. tanpa menghiraukan rasa sakit aku bergegas membereskan barang-barangku yang berserakan.

“kamu nggak papa kan?”,ucap cowok itu

“hah… nggak papa kamu bilang, coba lihat..!”,jawabku dengan ketus sambil menunjukkan siku yang berdarah

“maaf aku nggak sengaja, aku buru-buru”balasnya dengan penuh penyesalan

“maaf maaf! kamu kira aku langsung sembuh dengan maafmu?”,ucapku dengan nada tinggi

“sekali lagi maaf, aku akan bertanggung jawab, maaf aku buru-buru”,jawabnya sambil memberikan kartu namanya padaku

Cowok itu bergegas meninggalkanku dan aku melanjutkan perjalanan kerumah Reni walau dengan perasaan kacau dan luka yang terasa perih.

***

“Kamu kenapa kok berantakkan gitu?”,tanya Reni saat aku datang.

“aduh.. tadi ada cowok ngebut di jalan langsung nabrak aku, untung aja lukaku gak parah parah amat”,balasku.

“ditabrak kok untung sih? Yang namanya ditabrak itu SIAL bukan untung”,jawab Reni sambil bercanda.

“ya..ya..ya terserahlah”,jawabku.

Fita,Dian sudah berada di rumah Reni dan akhirnya kami pergi bareng ke tempat pertandingan. Sampai disana aku teringat dengan kartu nama tadi, ku amati dan ku baca

Nama   : Yama Dwi Fauzan

Alamat            : Perum. Raflensia blok D no.15

Nama itu tak asing bagiku “Yama Dwi Fauzan?, apa dia Yama temanku waktu SD?”,tanyaku dalam hati.

“Bodoh amat, yang penting dia harus tanggung jawab”, gumamku sendiri.

***

Di saat menyaksikan pertandingan SMA Bakti vs SMA Harapan cowok itu terlihat dilapangan. Dia serius mengontrol bola, dia adalah kapten basket dari SMA Harapan

“wah Keren banget tuh yang nomor 13”,puji Fita.

“hah Yama? nomornya aja SIAL”,jawabku sirik.

 “nomor 13 itu nggak selalu sial, Pokoknya dia keren”,Fita tak mau kalah.

“kamu tahu namanya dari mana Put?”, sahut Dian.

“hmh… Ya ampun Dian, lihat itu dipunggungnya!”, jawabku.

“Oh iya, He he he”, Dian tertawa.

“Benar sih, Yama emang terlihat keren”, ucapku dalam hati.

Seusai pertandingan aku,Fita,Dian dan Reni berpencar pulang sendiri-sendiri. ketika menuju tempat parkir aku bertemu dengan Yama, dia langsung mendekatiku. Kali ini aku benar-benar sok akrab begitu juga dengan Yama.

            “hey..maaf ya yang tadi”, ucapnya.

“oh nggak papa, aku juga minta maaf karena tadi aku emosi”.

“oh ya, lukamu gimana?”.

            “nggak papa kok, cuma lecet dikit aja”

            “tadikan aku bilang akan bertanggung jawab, sekarang apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?”

            “nggak apa-apa, tadikan aku cuma bercanda”

            “kalau gitu ikut aku”

 “Kemana?”

“sebagai permintaan maaf aku mau traktir kamu”

“traktir es krim ya”

“oke…”

Tiba disana aku benar-benar mati gaya, aku bingung apa yang harus kukatakan.

            “Selamat ya kamu udah berhasil ngalahin sekolahku”,kataku membuka percakapan.

            “Makasih ya Put”, jawabnya

            “hah.. Put? Kamu tau namaku darimana? Dari tadi aku kan nggak memperkenalkan diri sama sekali”, tanyaku heran.

            “apa kamu lupa Putri? Aku Yama temen SD-mu dulu”, jawabnya.

            “Oh jadi bener kamu Yama temenku dulu, kamu benar-benar berubah”, kataku

“apanya yang berubah?”, tanyanya lagi

“ aku nggak nyangka kalo kamu jadi sekeren ini padahal dulu kamu kan gendut ha…ha…ha”, kataku bercanda.

            “Hah apaan sih put, kamu juga terlihat tambah cantik”, balasnya malu.

            “bener…, aku aja sampai nggak ngenalin kamu, makanya tadi aku marah-marah waktu kamu nabrak aku”, sahutku.

            “sorry ya put, tadi aku buru-buru soalnya aku tampil pertama lawan sekolahmu, tapi aku kan sudah janji untuk bertanggung jawab”, lanjutnya.

            “ya… ya.. santai aja kali”, ucapku.

***

Sejak saat itu aku terus berhubungan dengan Yama, aku belajar bareng, aku juga sering jalan bareng dengan Yama, hari-hariku berwarna karena dia.

Dan yang tak pernah aku sangka karena pertemuan tak terduga 10 Tahun silam itulah yang mengantarkan aku dan Yama ke tempat ini, tempat dimana semua orang berbahagia dan tak henti kudengar ucapan “SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU :) ”.