Selasa, 07 Juni 2016

Dihajar Waktu

Aku bercerita pada malam beserta peluh yang menetas menjadi embun
Aku berkabar pada jangkrik, dengan gema sunyi ia menjawab
Aku mengadu pada angin dan pelukan dinginnya menyambutku

Pada mereka aku ceritakan tentang kekasih
Kekasihku yang lama tak terdengar kabarnya
dengan angkuh dan congkak kuperkenalkan namanya.
Cahaya!
Aku ceritakan betapa terangnya kekasihku itu
Betapa menyilaukan dia di segala suasana
Betapa hangatnya dia hingga dapat meredam semua gemetarku

Malam, jangkrik dan angin tertawa riuh memahami kisahku
Tiba-tiba, dari belakang ada yang memukul kepalaku keras keras
Dia adalah waktu, Aku belum begitu mengenalnya tapi dia berani menghajarku
Harusnya aku membentaknya. Hey waktu, apa yang kau lakukan padaku?. Tapi kenyataannya aku lupa dan tak sadar

Senin, 06 Juni 2016

Jalang!

Sebut saja aku jalang!
Telah ku buat kau merintih dan menikmati kesakitan
Kuperkosa waktumu dengan bayang-bayang
Tiap detiknya
Tiap menitnya
Tiap Jamnya
Tiap harinya
Tiap minggunya
Tiap bulannya
Entah, apa akan jadi tiap tahunnya?

Sebut saja aku si jalang
Karena takkan ada ampun untuk kau beristirahat
Layanilah bayang-bayang itu
Tak peduli bayang itu semu

Sebut saja aku si jalang! Teriakku tak terkendali

Kau bukan jalang tapi rindu yang tak tau kemana akan berpulang. Bisikmu hangat

Rabu, 01 Juni 2016

LENTERA

Lihatlah matahari lentera kekal itu seolah karam dilautan paling dalam. Apa kau pikir dia benar benar karam? Tidak, dia hanya sedang menyandarkan lelahnya pada sang malam. Malam datang dengan sangat tenang, bersenandung sunyi untuk melelapkan mentari. Pekat dan gelap jadi selimut terhangat.
Jika kau melihat bulan di langit malam ini. Itu tak lain sinar bayangan dari dalam selimut gelap yang mendekap mentari bulat bulat.
Selamat menyandarkan lelah Tuan!