Kamis, 16 Oktober 2014

MENGULAS SENYUM

Sedari tadi aku memperhatikanmu bang
Tak henti-hentinya kau bakar cerutu hingga menjadi abu, 5 batang sudah
Asap-asap mengepul dari mulutmu
Ruangan ini pengap jadinya
Hanya saja aku tak berani menegurmu bang
Bila saja kerongkonganmu itu bersuara.
Sudah pasti dia memekik "Hentikan! aku sudah tak sanggup membiarkan ragaku menjadi jalur keluar masuk asap kotor itu"


Abaikanlah tentang cerutumu tadi, kaulah sebenarnya yang ingin ku bahas
Kau tampak lain hari ini bang
Apa masalahmu? Risau kah?
Bukannya aku hendak tawarkan diri agar kau tumpahkan penat kepemilikanmu padaku
Aku tak pinta kau berbagi cerita
Hanya saja ada yang mengganjal bang
Iyaa benar.. tepat di hatiku menumpuk kerikil-kerikil
Berat dan menyumbat, kau tau? sesak itu namanya
Menyesakkan kalau kau berlaku seperti itu

Aku benar-benar merindukan senyummu
Bisa kah kau campakkan risau itu? saat ini juga!
Dan ikuti aku
Habiskan detik-detik yang tersisa pada hari ini
KAU dan AKU mari mengulas senyum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU MAU KOMEN YANG BAIK YA SAY ^____^