Jumat, 11 September 2015

Karakter (,) Negara yang Karam




Karakter karakter dan karakter lagi, kharakter siapa dan untuk apa? Berbicara tentang karakter Indonesia tak akan pernah ada habisnya. Histori menggambarkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai karakter yang ramah, sopan santun dan bergotong royong. Mari kita lihat apakah karakter yang seperti itu masih dimiliki oleh bangsa kita?. Seperti yang di katakan oleh Mohandas K. Gandhi
dalam Basis: adanya ancaman mematikan suatu bangsa dari tujuh dosa sosial yaitu politik tanpa prinsip, kekayaan tanpa kerja keras, perniagaan tanpa moralitas, kesenangan tanpa nurani, pendidikan tanpa karakter, sains tanpa humanitas dan peribadatan tanpa pengorbanan. Sejauh mana dosa social yang telah di lakukan bangsa kita? Setelah kita renungkan bersama dapat  dilihat bahwa bangsa kita saat ini berjalan terhengkang-hengkang dengan tujuh dosa socialnya. Semua itu terjadi berawal dari tenggelamnya karakter individu-individu.  Perhatikan data dibawah ini:
·         158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
·         42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011
·         30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
·         Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM (Sumber : Litbang Kompas).
Data itu masih sampai tahun 2011 saja belum ditambah data sampai tahun 2014, belum lagi ditambah kasus korupsi yang tak terlihat, belum ditambah korupsi yang dilakukan institusi-institusi swasta. Itu adalah bukti dari bobroknya karakter diri individu. Kecerdasan otak jika tidak diimbangi dengan kecerdasan kepribadian merupakan marabahaya, maka dari itu sangatlah penting pendidikan berkarakter. Banyak sekali yang menyalahkan para generasi muda atas karamnya bangsa ini, padahal tak sedikit yang tua-tua yang duduk dikursi pemerintahan melakukan kesalahan  dan sanat merugikan Negara. Seharusnya bukan saling menyalahkan tetapi berbenah demi kebaikan bersama. Sekolah adalah tempat utama membangun karakter seseorang, sekarangpun upaya penerapan pendidikan berkarakter telah digalakkan. Pembelajaran moral, budi pekerti dan kepribadian disusupkan kedalam semua mata pelajaran yang harapannya para siswa dapat mengaplikasikan kedalam kehidupannya sehari-hari. Sekolah tempat pembentukkan karakter juga menumbuhkan rasa Nasionalisme (mencinta Negara). Apakah masalah karakter berhenti disini saja? sepertinya tidak, sekarang kita beralih ke permasalahan karakter Negara Indonesia.
Berbicara karakter Negara sama dengan berbicara tentang konsep Negara. Seperti yang penulis katakan di awal bahwa secara histori Indonesia dikenal dengan Negara ramah-tamah, sopan santun dan gotong royong. Secara normatif Indonesia lebih menekankan pada sosialisme namun, jika dicermati pada praktiknya justru egoisme yang dikedepankan.  Beberapa tahun yang lalu Pancasila diresmikan dan sangat disakralkan sebagai ideology Negara namun sayangnya tidak dijabarkan secara jelas dan sistematis dalam tataran filosofis atau paradigmanya. Mengapa di negara ini sampai terjadi kesenjangan antara konsep yang sosialis dengan tataran praksisnya yang egoistis, apa pemicu utamanya? Mungkin pada dasarnya konsepnya sendiri yang tidak begitu jelas, atau karena konsepnya tidak jelas lantas tidak didukung oleh orang-orang yang paham dan commited terhadap konsep tersebut. Jadi, antara aktor dan perilaku politik dengan ideologi negara ini tidak ada kesinambungan. Para pemerintahnya mengambil keputusan semena-menana dan egoistis dengan mengatasnamakan beralasan Pancasilais.
Kita bisa lihat dua model yang berhasil di dunia yaitu Kapitalis dan Sosialis. Dimana kedua konsep ini jelas, dan paham bagaimana cara meraih tujuannya. Kedua model ini berkembang karena jelas paradigmanya. Dan  yang terpenting adalah kedua model ini sangat terbuka atas kritikan. Mengapa Pancasila begitu di sakralkan dan tidak mau menerima kritikan agar berkembang juga?. Negara-negara maju yang kita lihat saat ini sebenarnya tidak murni 100% menerapkan kapitalis atupun sosialis. Kita bisa lihat Negara Cina yang sekarang maju karena menerapkan sosialis tetapi juga dengan bumbu kapitalis, walaupun cina adalah Negara komunis tetapi gagasan individualisme tetap ditampung yaitu harapann untuk menjadi kaya raya sangat tinggi. Sebaliknya juga Barat yang kapitalis, tetapi spirit sosialisme diadopsi dimana bagi para Tuan atau yang kaya raya dapat menyantuni mereka yang miskin (melalui pajak tinggi) Karena dalam diri masing-masing warga terdapat tuntutan hak-hak individu. Lalu, posisi Indonesia sebagai negara, konsepsi apakah yang dengan jelas dapat ditangkap?. Banyak yang menyatakan bahwa pancasila adalah gabungan dari sari kebaikan kapitalis dan sosialis tapi mengapa pada penerapannya malah menjadi gabungan sampah kapitalis dan sosialis. Kapitalisme sampahnya berupa semangat egois untuk mengumpulkan duit dan sampah sosialis berbentuk kediktatoran negara terhadap rakyat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Negara Indonesia bisa maju dengan karakteristik jelas. konsep Pancasilanya yang jelas, juga karakter masyarakatnya. Untuk menerapkan karakter Pancasila dibutuhkan orang-orang dan generasi-generasi yang berbudi pekerti luhur, mempunyai moralitas tinggi dan rasa Nasionalisme yang tinggi. “Aristoteles mengatakan bahwa seseorang yang baik tidak hanya mempunyai satu kebajikan, sikap dan tindak tanduk orang tersebut adalah panduan moralita dalam segala hal (Hersh, et.al., 2009)”dikutip dari media online pewarta.com. Seorang yang berkarakter harus mampu memancarkan kebajikan yang berasal dari kesamaan antara ucapan, sikap, dan perbuatan. Apa yang selama ini dilakukan oleh bangsa kita untuk menemukan kembali karakter bangsa baru pada tahap ucapan maka dibutuhkan generasi yang bisa menyelesaikan tahap sikap hingga tahap perbuatan. Agar karamnya Negara ini bisa diselamatkan oleh para manusia yang berkarakter baik jelasnya. Terapkan pendidikan berkarakter, aplikasikan dalam kehidupan maka Jayalah Indonesia.
Sumber bacaan:
Bulletin Basis “Hancur Karakter, Hancur bangsa” oleh Yudi Latif

buku membela kebebasan beragama.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU MAU KOMEN YANG BAIK YA SAY ^____^