Maafkan kalau tulisannya ngalor ngidul kemana mana daripada aku nyoro, mbabi, mending mikir, masio pikirane semburat. Tulisannya orang awam dan perspektif standar. silahkan dibaca...
Berawal
dari kontruksi gender yang memberikan pandangan bahwa laki-laki adalah sosok
kuat, laki-laki adalah segalanya, laki-laki mempunyai kekuatan yang melebihi
perempuan dan dunia harus melihat kekuatannya. Kontruksi ini seolah memaksa laki-laki
harus tampil di depan publik untuk saling membanggakan kemaskulinannya
sedangkan perempuan cukup di ranah domestik. Perempuan cukup di rumah saja
mengurusi keperluan keluarga dan suami, perempuan cukup masak, mencuci baju dan
mengurusi anak. Kontruksi bahwa perempuan lemah, perasa dan sensitif sedangkan
laki-laki kuat dan lebih dominan seperti diamini oleh dunia. Sebanyak apapun
wacana dibuat untuk melawan kontruksi ini tetap saja yang terpatri adalah
“perempuan sosok lemah dan perasa dibanding
laki-laki”. Waktu terus berjalan dan ilmu pengetahuan berkembang pesat berita dari negara-negara maju terus mengalir bahwa mereka mampu menciptakan dan mengembangkan sesuatu yang disebut teknologi.
laki-laki”. Waktu terus berjalan dan ilmu pengetahuan berkembang pesat berita dari negara-negara maju terus mengalir bahwa mereka mampu menciptakan dan mengembangkan sesuatu yang disebut teknologi.
Teknologi
yang merupakan bukti dan sebagai alat penunjuk eksistensi sebuah negara terus
di sorot kehadirannya. Globalisasi dan modernitas menjadikan teknologi sebagai
indikator untuk taraf kesejahterahan hidup. Paham mengikuti dunia global supaya
bisa dibilang masyarakat modern telah diterima oleh negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Selain itu hadirnya teknologi sangat diterima oleh dunia.
Teknologi dianggap sebagai sebuah alat yang dapat membantu dan meringankan
pekerjaan manusia. Teknologi juga dipandang sebagai cara untuk hidup yang lebih
sejahtera. Teknologi yang merupakan alat dan cara telah membuat masyarakat
terlena terlebih masyarakat yang hanya bertindak sebagai konsumen Negara
Indonesia merupakan salah satu negara konsumen terbesar. Kembali lagi kepada
tujuan teknologi yang dibuat untuk meringankan pekerjaan manusia seperti contoh
listrik sebagai sumber penerangan, adanya telepon yang membantu manusia saling
berkomunikasi, ada alat transportasi untuk manusia berkendara dan menempuh
jarah yang jauh tetapi dengan menghabiskan waktu yang singkat, dan masih banyak
contoh teknologi yang membantu pekerjaan manusia. Sifat dasar manusia yang
selalu tidak puas dan selalu ingin lebih atas apa yang telah ada membuat
permintaan baru, yaitu teknologi untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Negara maju yang memiliki ilmuwan handal dan
juga pemilik modal sangat mudah untuk memenuhi dan mewujudkan permintaan
tersebut, apalagi setiap karya baru yang diciptakan membuat negara ini diakui
dunia dan diterima eksistensinya dibidang ilmu pengetahuan.
Untuk
tetap menjaga eksistensinya dibidang teknologi negara-negara maju selalu
berinovasi dan mencari cara agar tetap berkembang. Hingga akhirnya perempuan
dijadikan objek untuk pengembangan teknologi tersebut. Stereotip bahwa
perempuan itu lemah, tidak dapat melakukan pekerjaan yang berat dan selalu
butuh bantuan menjadi celah yang bisa digunakan untuk mengembangkan teknologi.
Kita lihat saja, banyak sekali alat teknologi yang melihat sisi perempuan
contohnya: rice cooker diciptakan untuk membantu menanak nasi, mesin cuci dibuat
untuk meringankan pekerjaan mengucek/memeras yang membutuhkan banyak tenaga,
blender dibuat untuk menghaluskan bumbu masakan. semua teknologi diatas dibuat
dengan alasan meringankan pekerjaan wanita. Inovasi TV tabung menjadi tv yang
slim, disspenser yang dibuat dengan model terbalik (galonnya dibawah) dengan
alasan agar perempuan lebih mudah untuk memindahkan dan mengangkatnya. Pada
dasarnya manusia menyukai pekerjaan yang ringkas dan praktis, adanya teknologi
memunculkan dua sisi yaitu keuntungan dan kerugian. Keuntunganya adalah
teknologi sangat membantu, menekan tenaga dan biaya yang dikeluarkan atas kerja
berat manusia. Ruginya adalah menjadikan manusia malas selain itu menggantikan
tenaga manusia dengan tenaga mesin bukan merupakan ide bagus karena akan muncul
dampak sosial lain seperti pengangguran,dll
Ketika
kebutuhan terpenuhi maka akan ada keinginan – keinginan lain yang muncul.
Sepertinya pemilik modal atau kapitalis adalah pemenang atas permainan
teknologi. Teknologi sangat dominan pengaruhnya ketimbang pemakainya, sebagai
contoh saya mengambil salah satu produk teknologi yang terus berkembang untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan
Surat
sebagi alat komunikasi --> Telegram (mengirim surat dengan alat
agar tidak susah melalui pos) --> Telepon yang diciptakan untuk
memudahkan komunikasi manusia dan dapat mendengarkan suara pada pengirim -->
berkembang menjadi telepon genggam yang bisa dibawa kemana-mana agar praktis -->
HP FLIP banyaknya persaingan pembuat Hp menjadikan produsen untuk lebih inovasi
(melihat keinginan wanita/ bisa membeli barang hanya karena lucu) -->
Hp dengan suara terbagus --> HP dengan fitur penyimpan lagu àHp
dengan lagu dan kamera hingga àààterus
berkembang --> Hp
Android layar sentuh dengan kamera depan dan belakang juga ukuran pixel yang
tinggi, dengan flash depan dan belakang, dengan aplikasi tercanggih seperti
editing foto (aplikasi camera 360), dll. --> next and next
Konsep
Analisa:
Seperti
bagan dilembar sebelumnya. Pasar bisa diciptakan oleh kaum pemilik modal,
siklus diatas berputar meggambarkan bahwa perempuan dipengaruhi teknologi, ada
2 kotak teknologi yang berarti menggambarkan bahwa teknologi punya kegiatan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perempuan.
Perempuan
yang digambarkan sebagai makhluk lemah dan perasa menjadi sasaran atau objek
untuk pengembangan teknologi. Terciptanya handphone dengan berbagai fitur
dilatarbelakangi oleh realitas yang ada. Handphone dengan kamera diciptakan
selain karena praktis diciptakan juga karena kenarsisan perempuan yang bisa
dikaitkan dengan sifatnya yang perasa dan selalu ingin menunjukkan identitasnya
ke dunia dengan cara upload foto-foto dan kehidupan ke media sosial. Agar
mereka kelihatan cantik sempurna dan ideal ketika difoto terciptalah aplikasi
360. Aplikasi 360 ini diciptakan untuk editing foto (memutihkan dan
menghaluskan kulit) selain itu juga dibuat untuk menunjang penjualan teknologi
sebelumnya yaitu hp android agar laku dipasaran. Perempuan harus punya hp
android agar aplikasi ini bisa digunakan, perempuan bisa cantik di dalam foto,
dan kapitalisnya (perusahaan industri) bisa kaya raya. Untuk lebih menunjang
kecantikan fiktif perusahaan menciptakan teknologi baru yaitu hp android dengan
flash depan-belakang, kamera depan dan belakang yang berpiksel tinggi. Dan
perempuan membeli teknologi baru tersebut, membeli teknologi baru dan teknologi
barunya lagi, teknologi diperbarui lagi dan perempuan membeli produk baru
tersebut (begitu seterusnya). Kebanyakan masyarakat dari negara berkembang
seperti Indonesia hanya sibuk mengupdate dan memperbarui (membeli) teknologi
yang mereka punya tanpa ada keinginan untuk menciptakan teknologi yaitu karena
beberapa faktor: indonesia lebih konsumtif daripada produktif, alat untuk
produsi tidak memadai, ilmu pengetahuan belum berkembang luas.
Gambar
gear dibawah ini merupakan perumpamaan. Yaitu memperlihatkan bahwa kekuatan
kapitalislah yang paling besar untuk menggerakkan teknologi, teknologi
merupakan alat untuk eksploitasi sebesar-besarnya, perempuan juga objek untuk
pemenuhan kebutuhan pasar. Kekuatan terbesar ada pada kapitalis, kemudian
teknologi, lalu perempuan merupakan gear kecil yang bisa disebut korban
(bergerak karena 2 gear besar: kapitalis dan teknologi)
Kesimpulan:
- Ketidakseimbangan hubungan teknologi dan manusia. Adanya miskonsepsi yaitu teknologi akan lebih berat dan besar pengaruhnya daripada manusia sebagai pemakai
- Teknologi menjadi alat eksploitatif oleh pemilik modal (kapitalis). Kapitalis mencari objek apapun demi kemajuan dan keuntungannya termasuk perempuan.
- Perempuan sangat mudah dijadikan alat komoditas bagi kaum kapitalis. Alih-alih dengan alasan gender (perempuan yang lemah dan perasa)
- Teknologi menjadi dominan daripada manusia
- Selalu ada keinginan-keinginan lain disamping kebutuhan primer juga dijadikan celah oleh pihak kapitalis untuk mengembangkan teknologinya
- Manusia yang berorientasi atau melihat masa depan maka akan menuntun dan mengarahkannya kepada sarana untuk memperoleh kesejahterahan yang berujung pada komsutif pada teknologi
- Indonesia mengalami keterlambatan dalam inovasi perkembangan teknologi karena masih fokus dalam “membeli teknologi terbaru” daripada “menciptakan karya teknologi yang ada dan serupa” (konsumtif bukan produktif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KALAU MAU KOMEN YANG BAIK YA SAY ^____^