Kamis, 12 November 2015

Teknologi vs Perempuan (Sama-sama Alat Komoditas)


Maafkan kalau tulisannya ngalor ngidul kemana mana daripada aku nyoro, mbabi, mending mikir, masio pikirane semburat. Tulisannya orang awam dan perspektif standar. silahkan dibaca...




Berawal dari kontruksi gender yang memberikan pandangan bahwa laki-laki adalah sosok kuat, laki-laki adalah segalanya, laki-laki mempunyai kekuatan yang melebihi perempuan dan dunia harus melihat kekuatannya. Kontruksi ini seolah memaksa laki-laki harus tampil di depan publik untuk saling membanggakan kemaskulinannya sedangkan perempuan cukup di ranah domestik. Perempuan cukup di rumah saja mengurusi keperluan keluarga dan suami, perempuan cukup masak, mencuci baju dan mengurusi anak. Kontruksi bahwa perempuan lemah, perasa dan sensitif sedangkan laki-laki kuat dan lebih dominan seperti diamini oleh dunia. Sebanyak apapun wacana dibuat untuk melawan kontruksi ini tetap saja yang terpatri adalah “perempuan sosok lemah dan perasa dibanding
laki-laki”. Waktu terus berjalan dan ilmu pengetahuan berkembang pesat berita dari negara-negara maju terus mengalir bahwa mereka mampu menciptakan dan mengembangkan sesuatu yang disebut teknologi.

Teknologi yang merupakan bukti dan sebagai alat penunjuk eksistensi sebuah negara terus di sorot kehadirannya. Globalisasi dan modernitas menjadikan teknologi sebagai indikator untuk taraf kesejahterahan hidup. Paham mengikuti dunia global supaya bisa dibilang masyarakat modern telah diterima oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Selain itu hadirnya teknologi sangat diterima oleh dunia. Teknologi dianggap sebagai sebuah alat yang dapat membantu dan meringankan pekerjaan manusia. Teknologi juga dipandang sebagai cara untuk hidup yang lebih sejahtera. Teknologi yang merupakan alat dan cara telah membuat masyarakat terlena terlebih masyarakat yang hanya bertindak sebagai konsumen Negara Indonesia merupakan salah satu negara konsumen terbesar. Kembali lagi kepada tujuan teknologi yang dibuat untuk meringankan pekerjaan manusia seperti contoh listrik sebagai sumber penerangan, adanya telepon yang membantu manusia saling berkomunikasi, ada alat transportasi untuk manusia berkendara dan menempuh jarah yang jauh tetapi dengan menghabiskan waktu yang singkat, dan masih banyak contoh teknologi yang membantu pekerjaan manusia. Sifat dasar manusia yang selalu tidak puas dan selalu ingin lebih atas apa yang telah ada membuat permintaan baru, yaitu teknologi untuk pemenuhan kebutuhan lainnya.  Negara maju yang memiliki ilmuwan handal dan juga pemilik modal sangat mudah untuk memenuhi dan mewujudkan permintaan tersebut, apalagi setiap karya baru yang diciptakan membuat negara ini diakui dunia dan diterima eksistensinya dibidang ilmu pengetahuan.

Untuk tetap menjaga eksistensinya dibidang teknologi negara-negara maju selalu berinovasi dan mencari cara agar tetap berkembang. Hingga akhirnya perempuan dijadikan objek untuk pengembangan teknologi tersebut. Stereotip bahwa perempuan itu lemah, tidak dapat melakukan pekerjaan yang berat dan selalu butuh bantuan menjadi celah yang bisa digunakan untuk mengembangkan teknologi. Kita lihat saja, banyak sekali alat teknologi yang melihat sisi perempuan contohnya: rice cooker diciptakan untuk membantu menanak nasi, mesin cuci dibuat untuk meringankan pekerjaan mengucek/memeras yang membutuhkan banyak tenaga, blender dibuat untuk menghaluskan bumbu masakan. semua teknologi diatas dibuat dengan alasan meringankan pekerjaan wanita. Inovasi TV tabung menjadi tv yang slim, disspenser yang dibuat dengan model terbalik (galonnya dibawah) dengan alasan agar perempuan lebih mudah untuk memindahkan dan mengangkatnya. Pada dasarnya manusia menyukai pekerjaan yang ringkas dan praktis, adanya teknologi memunculkan dua sisi yaitu keuntungan dan kerugian. Keuntunganya adalah teknologi sangat membantu, menekan tenaga dan biaya yang dikeluarkan atas kerja berat manusia. Ruginya adalah menjadikan manusia malas selain itu menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin bukan merupakan ide bagus karena akan muncul dampak sosial lain seperti pengangguran,dll
Ketika kebutuhan terpenuhi maka akan ada keinginan – keinginan lain yang muncul. Sepertinya pemilik modal atau kapitalis adalah pemenang atas permainan teknologi. Teknologi sangat dominan pengaruhnya ketimbang pemakainya, sebagai contoh saya mengambil salah satu produk teknologi yang terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

Contoh Kasus : Surat --> HP ANDROID+++ fitur
 
Surat sebagi alat komunikasi --> Telegram (mengirim surat dengan alat agar tidak susah melalui pos) --> Telepon yang diciptakan untuk memudahkan komunikasi manusia dan dapat mendengarkan suara pada pengirim --> berkembang menjadi telepon genggam yang bisa dibawa kemana-mana agar praktis --> HP FLIP banyaknya persaingan pembuat Hp menjadikan produsen untuk lebih inovasi (melihat keinginan wanita/ bisa membeli barang hanya karena lucu) --> Hp dengan suara terbagus --> HP dengan fitur penyimpan lagu àHp dengan lagu dan kamera hingga àààterus berkembang --> Hp Android layar sentuh dengan kamera depan dan belakang juga ukuran pixel yang tinggi, dengan flash depan dan belakang, dengan aplikasi tercanggih seperti editing foto (aplikasi camera 360), dll. --> next and next

Konsep Analisa:

Seperti bagan dilembar sebelumnya. Pasar bisa diciptakan oleh kaum pemilik modal, siklus diatas berputar meggambarkan bahwa perempuan dipengaruhi teknologi, ada 2 kotak teknologi yang berarti menggambarkan bahwa teknologi punya kegiatan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perempuan.
Perempuan yang digambarkan sebagai makhluk lemah dan perasa menjadi sasaran atau objek untuk pengembangan teknologi. Terciptanya handphone dengan berbagai fitur dilatarbelakangi oleh realitas yang ada. Handphone dengan kamera diciptakan selain karena praktis diciptakan juga karena kenarsisan perempuan yang bisa dikaitkan dengan sifatnya yang perasa dan selalu ingin menunjukkan identitasnya ke dunia dengan cara upload foto-foto dan kehidupan ke media sosial. Agar mereka kelihatan cantik sempurna dan ideal ketika difoto terciptalah aplikasi 360. Aplikasi 360 ini diciptakan untuk editing foto (memutihkan dan menghaluskan kulit) selain itu juga dibuat untuk menunjang penjualan teknologi sebelumnya yaitu hp android agar laku dipasaran. Perempuan harus punya hp android agar aplikasi ini bisa digunakan, perempuan bisa cantik di dalam foto, dan kapitalisnya (perusahaan industri) bisa kaya raya. Untuk lebih menunjang kecantikan fiktif perusahaan menciptakan teknologi baru yaitu hp android dengan flash depan-belakang, kamera depan dan belakang yang berpiksel tinggi. Dan perempuan membeli teknologi baru tersebut, membeli teknologi baru dan teknologi barunya lagi, teknologi diperbarui lagi dan perempuan membeli produk baru tersebut (begitu seterusnya). Kebanyakan masyarakat dari negara berkembang seperti Indonesia hanya sibuk mengupdate dan memperbarui (membeli) teknologi yang mereka punya tanpa ada keinginan untuk menciptakan teknologi yaitu karena beberapa faktor: indonesia lebih konsumtif daripada produktif, alat untuk produsi tidak memadai, ilmu pengetahuan belum berkembang luas.
Gambar gear dibawah ini merupakan perumpamaan. Yaitu memperlihatkan bahwa kekuatan kapitalislah yang paling besar untuk menggerakkan teknologi, teknologi merupakan alat untuk eksploitasi sebesar-besarnya, perempuan juga objek untuk pemenuhan kebutuhan pasar. Kekuatan terbesar ada pada kapitalis, kemudian teknologi, lalu perempuan merupakan gear kecil yang bisa disebut korban (bergerak karena 2 gear besar: kapitalis dan teknologi)


Kesimpulan:


  •    Ketidakseimbangan hubungan teknologi dan manusia. Adanya miskonsepsi yaitu teknologi akan lebih berat dan besar pengaruhnya daripada manusia sebagai pemakai
  • Teknologi menjadi alat eksploitatif oleh pemilik modal (kapitalis). Kapitalis mencari objek apapun demi kemajuan dan keuntungannya termasuk perempuan.
  • Perempuan sangat mudah dijadikan alat komoditas bagi kaum kapitalis. Alih-alih dengan alasan gender (perempuan yang lemah dan perasa)
  • Teknologi menjadi dominan daripada manusia   
  •  Selalu ada keinginan-keinginan lain disamping kebutuhan primer juga dijadikan celah oleh pihak kapitalis untuk mengembangkan teknologinya
  •  Manusia yang berorientasi atau melihat masa depan maka akan menuntun dan mengarahkannya kepada sarana untuk memperoleh kesejahterahan yang berujung pada komsutif pada teknologi
  •  Indonesia mengalami keterlambatan dalam inovasi perkembangan teknologi karena masih fokus dalam “membeli teknologi terbaru” daripada “menciptakan karya teknologi yang ada dan serupa” (konsumtif bukan produktif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU MAU KOMEN YANG BAIK YA SAY ^____^