Ketika kecewa tertabur disetiap detik
Yang tiap detaknya relungku berderit menahan pahit
Apalah arti bahagia jika masih mengorbankan perasaan orang lain
Jika kamu benar benar tak tahu bagaimana cara menyenangkan orang lain, setidaknya jangan pernah buat menangis
Sepanjang malam aku dijejal kemarahan yang sudah hambar
Menelannya bulat bulat lalu tersedak
Ingin memuntahkan menjadi makian tapi selalu tercekat di pangkal lidah
Wajahku membiru tubuhku kaku
Aku nyaris berhenti bernafas
Tapi aku percaya bahwa kau itu masihlah nafasku
Lalu aku tak jadi mati.
Kembali terulang dan terulang kembali, begitulah siklusnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KALAU MAU KOMEN YANG BAIK YA SAY ^____^