Selalu
begitu, terjadi dan terjadi lagi. Sedih banget rasanya jadi orang yang bertipe
plegmatis. Ini salah satu cerita yang mewakili cerita lainnya. Hari ini tanggal
12-11-2012 ada diskusi kelompok di mata kuliah SAS (sosiologycal academic
skill) dimana teman-teman mengajukan argumennya dan mulai berdebat.
Tetapi
saya dengan berjuta argumen yang berkeliaran di otak masih saja terdiam dengan
rasa takut. Ini adalah kelemahan saya, saya kurang berani dan kurang PD untuk berbicara
di depan umum, memiliki public speaking yang benar-benar kacau parah. Selalu
ada pemikiran untuk menunda, Untungnya pada saat itu pemikiran dan argumenku
sudah terwakili oleh pernyataan dari si Leon-Teman kelas. Menjadi orang seperti
ini benar-benar menyebalkan, hanya bisa berguman dalam hati dan hanya dapat
menyalurkan dalam sebuah tulisan. Sampai kapan hal ini akan terus berlanjut??.
Misi
saya pada perkuliahan semester pertama ini adalah memberikan suatu hal yang
mengejutkan yaitu berani tampil di depan umum (semoga saja ya..) dan memiliki
IP lebih dari 3. Walau saya tak pernah berani tampil di depan umum, saya harus
memiliki skill dibidang lain. Saya hanya berani menyalurkan apa yang saya
pikirkan dalam bentuk tulisan. Jadi jalan alternatifnya adalah be Writer
(gogogo!!).
Semoga
saja saya bisa berubah menjadi orang yang lebih berani dan tampil percaya diri.
Memang semuanya itu butuh proses, dan saya sekarang dalam masa tahapan itu. Be
good pulic speaking and be good writer!! (Semoga Tuhan mendengarkan do’a dan
ceritaku ini).
jadi senang juga bacanya, krna cerita ini benar-benar curhatan yang jujur dan terbuka.. aku dulu juga sempat jadi org begitu.. tp dpt dlihat jelas kok perbedaanya skrg sm dlu.. bisalah memulai jd org kritis dg awal semacam ini 'plegmatis'
BalasHapussiapakah komentator disana??
BalasHapus